BREAKING

Latest Posts

Mendeteksi Gangguan Jin

Manusia dalam mempertahankan hidupnya (survive) atau dalam persaingannya membutuhkan jaminan dan dukungan keamanan, kekuatan, perlindungan, jaminan rejeki (ekonomi), kesehatan, kepandaian, kewibawaan/daya pengaruh dan sebagainya. Segala cara dan upaya dilakukan untuk memperoleh hal itu. Terlebih jika sedang membutuhkan solusi ‘mendesak’, maka apapun dapat dilakukannya demi mempertahankan dan memenangkan persaingannya tersebut.
Diantara cara yang ditempuh oleh manusia untuk memperoleh jaminan dan dukungan itu adalah dengan mengandalkan ‘jalan gaib’ baik dalam bentuk sesuatu yang dibacakan, dituliskan, berupa benda yang dibawa/dipakai/disimpan, laku ritual tertentu, yang dimakan/diminum, olah nafas/gerak tertentu dan lainnya. Semua itu terkait erat dengan bentuk-bentuk pengembangan berikutnya dari aktivitas yang berhubungan dengan ruqyah.
Ruqyah atau mantera (suwuk, jampi-jampi) sudah ada sejak sebelum Rasulullah saw diutus. Keberadaannya dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Hanya saja Islam melarang setiap hal yang mendatangkan kerugian dan kesesatan, sekalipun hal itu ‘dibutuhkan’. Islam menggantikan setiap kebutuhan yang dilarang itu dengan sesuatu yang halal yang lebih baik dan menjamin kebahagiaan hidup selamanya. Mantera-mantera (ruqyah) untuk perlindungan atau penyembuhan, baik yang jelas kesyirikannya maupun yang samar-samar adalah sesuatu yang dilarang, sekalipun ‘seolah-olah’ mendatangkan hasil. Dalam sebuah riwayat shohih diberitakan,
Dari sahabat ‘Auf bin Malik R.A dia berkata, Kami dahulu meruqyah di masa Jahiliyyah, maka kami bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana menurut pendapatmu?” Beliau menjawab, “Tunjukkan padaku ruqyah (mantera) kalian itu. Tidak mengapa mantera itu selama tidak mengandung kesyirikan.”
(HR. Muslim)
Meruqyah dengan cara yang sesuai dengan kaidah syari’at tidak hanya dikhususkan terhadap permasalahan yang berhubungan dengan jin atau sihir saja. Terbukti dari beberapa do’a Ruqyah yang diajarkan Nabi saw banyak yang berhubungan dengan penyakit-penyakit pada umumnya termasuk luka-luka, ‘keracunan’ dan lainnya. Allah swt menurunkan Al Quran yang diantara fungsinya adalah sebagai syifaa’ (obat/penyembuh) terhadap penyakit serta gangguan secara umum.
Praktek ruqyah dapat dilakukan baik secara individul atau secara massal yang disetarakan dengan pengobatan massal. Beberapa ulama dalam kitab-kitab hadits mereka (seperti Imam Al-Bukhori, At Tirmidzi dan Abu Dawud) memberi penjelasan tentang ruqyah dalam bab At Thibb (pengobatan). Dalam praktek Ruqyah Syar’iyyah (individual atau secara massal) inilah nilai-nilai dakwah dengan menanamkan kebersihan Aqidah, kebenaran beribadah dan akhlaq karimah secara hikmah dapat kita sampaikan dan mau’izhoh hasanah secara efektif bisa kita ungkapkan.
Meruqyah juga tidak dikhususkan hanya bisa dilakukan oleh orang-orang tertentu. Bagaimanapun juga ruqyah adalah salah satu warisan Rasulullah kepada semua umatnya sebagaimana ajaran-ajaran beliau yang lain. Selama syarat-syarat sebagai muslim yang ‘baik’ secara minimal dapat kita penuhi, insya Allah kita semua dapat meruqyah.
Syarat-syarat (minimal) tersebut adalah bersih aqidah kita dan benar ibadah kita sesuai yang diajarkan oleh Rasulullah, disamping perbaikan yang terus-menerus terhadap pemahaman serta akhlak ke-Islam-an kita.
Semoga semakin banyaklah kaum muslimin yang bisa melakukan ruqyah syar’iyyah, paling tidak untuk diri sendiri dan keluarganya. Dengan demikian semakin banyak pula masyarakat kita yang terselamatkan dan mau meninggalkan ruqyah-ruqyah syirkiyyah (terapi yang mengandung kesyirikan) dengan beralih kepada ruqyah syar’iyyah –-da’awiyyah. Dan semoga kita dapat merasakan hidup berkah yang sebenarnya setelah terlepas dari berbagai kekeliruan. Amin.
A. GANGGUAN YANG UMUMNYA DIKELUHKAN
Derita/gangguan (termasuk sakit) yang dialami oleh seorang mukmin adalah pemberian ALLAH swt sebagai ujian sekaligus kaffaroh (penutup/penghapus) dosa yang ada padanya. Kita diwajibkan untuk memohon pertolongan Allah swt dan berobat sesuai cara yang dibenarkan oleh Islam dengan penuh kesabaran dan shalat.
Wahai orang-orang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar (2:153).
Check List 1, Tanda-tanda Gangguan
Lingkari atau beri tanda jika hal-hal berikut ini ada pada diri dan keluarga kita
  1. Fisik
    • Ketika sudah dicoba melakukan pengobatan medis (kedokteran), gangguan berikut ini masih terasa/ada
    • Pusing-pusing sebagian atau keseluruhan, leher berat atau kaku
    • Nyeri, panas atau terasa berat pada bagian persendian tertentu
    • Dada sesak atau panas
    • Sakit pada perut atau uluhati
    • Gangguan sekitar rahim, prostat
    • Sulit mendapatkan keturunan
    • Gangguan sekitar ginjal
    • Pandangan mata kabur
    • Mendengkur keras ketika tidur atau suara gigi bergesekan (kreot-kreot)
    • Memiliki kekuatan fisik yang di luar kemampuan umumnya rata-rata manusia
    • Dsb………………..(?)
  2. Pikiran atau Jiwa
    • Mudah dan sering marah/tersinggung
    • Bingung, sulit konsenterasi
    • Sering bermimpi yang menakutkan atau yang tidak menyenangkan
    • Ketika tidur sering terasa ditindih sesuatu yang berat (jawa: kelindihen)
    • Sering bermimpi bertemu dengan orang yang sama (itu-itu saja).
    • Takut, resah, gelisah, sedih, minder.
    • Sulit tidur atau banyak tidur
    • Malas beraktivitas dalam kebaikan
    • Sering berperasangka buruk, was-was
    • Sering merendahkan orang lain baik dalam sikap maupun ucapan
    • Merasa ada bisikan-bisikan di hati atau di telinga
    • Pernah atau sering mendengar suara letusan di atap atau sekitar rumah, khususnya di malam hari.
    • Sering bisa menebak peristiwa yang pernah atau akan terjadi
    • Bisa melihat sesuatu (makhluk atau benda) yang umumnya tidak terlihat oleh orang lain
    • Resah atau takut dengan pembicaraan seputar Ruqyah
    • Dsb………………..(?)
  3. Ibadah
    • Sering lupa jumlah rokaat sholat yang dilakukan
    • Terasa berat/mengantuk setiap berdzikir atau membaca/mendengar Al Quran atau ketika hadir dalam majelis pengajian
    • Sering sulit bangun pagi/shubuh
    • Sering batal ketika berwudhu’
    • Sering tidak yakin ketika berwudhu’, mandi janabah atau was-was ketika sholat.
    • Sering terasa berat/sulit/sakit ketika menjalankan ibadah Ramadhan
    • Dsb………………..(?)
  4. Aktivtitas Lainnya
    • ‘Terhalangi’ rejekinya, sering gagal dalam usaha mencari nafkahnya
    • ‘Terhalangi’ jodohnya
    • Dijauhi/dibenci rekan-rekannya
    • Dsb………………..(?)
  5. Pengaruh Terhadap Barang/Benda/Rumah
    • Rusak mesin mobil, sepeda motor, mesin pabrik dll
    • Terasa angker/magis
    • Rumah sering banyak tikus, sering dimasuki ular, sering bunyi tokek.
    • Pohon ‘tidak’ bisa ditebang
    • Dsb………………..(?)
Semua jenis gangguan di atas dapat berasal dari upaya para jin utusan syaithan dalam mengganggu dan menghalangi produktivitas kehidupan manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi dan sebagai hambaNya, menjatuhkan martabat kemanusiaannya, termasuk pula melemahkan iman serta ibadah manusia. Harapan para jin utusan syaithan itu adalah agar manusia semakin terperosok dalam pengaruh kekuasaan syaithan.
Ketika diantara kita mengalami gangguan tersebut, pada saat yang sama syaithan ‘seolah-olah’ telah menyediakan solusi penyembuhannya yang jika kita mengamatinya dengan teliti ternyata itu semua memakai cara-cara yang dilarang Islam karena mengandung kesyirikan. Sehingga ketika kita mencoba mengambil solusi dalam mengatasi gangguan-gangguannya (dengan cara-cara yang ditawarkan itu) maka kita semakin terjerumus dalam melakukan segala kemaksiatan dan kesyirikan yang dilarang keras oleh Allah.
Jika hidup kita dipenuhi dengan hal-hal yang dilarang oleh Allah, maka semakin memudahkan syaithan menguasai hidup kita dan akhirnya mereka akan dengan mudah mempermainkan, menyakiti hingga ‘mengalahkan’ kita, akhirnya syaithan mampu dengan mudah mengajak kita menyatakan kekufuran pada saat akhir sakaratul maut kita. Wa na’udzubiLLahi min dzalik.
B. SEBAB-SEBAB GANGGUAN
Derita yang dialami manusia secara umum merupakan cara Allah mengingatkan hamba-hambaNya yang telah keliru dalam menjalani kehidupan dengan maksud agar mereka kembali kepada cara hidup yang benar, sesuai tuntunan Allah dan Rasulullah.
Allah berfirman,
“Telah tampak kerusakan di daratan dan lautan karena ulah tangan manusia itu sendiri sebagai cara ALLAH merasakan sebagian akibat ulah mereka itu (dengan harapan) agar mereka itu kembali ke jalan yang benar.”
(Q.S Ar-Ruum: 41)
Penyakit yang diderita, selain disebabkan oleh hal-hal yang sudah dikenal secara ilmu pengetahuan medis kedokteran dan kejiwaan, ada juga beberapa sebab lain yang selama ini jarang diperhatikan :
Check List 2, Sebab Gangguan
  1. Penyebab Internal
    • “Pagar-pagar penjaga rumah” (semacam penangkal) dari gangguan ghaib, yang dipendam/ditanam di dalam dan di sekitar rumah atau tempat usaha
    • Jimat-jimat/Rajah/Wifiq/Haikal yang digantungkan/dipasang di rumah atau tempat usaha
    • Jimat-jimat/Rajah/Wifiq yang dipakai/dibawa sebagai ‘rompi’, sapu tangan, ikat kepala, ikat pinggang, yang dimasukkan di dompet, di dalam peci/topi, dalam bentuk pulpen dll
    • Dalam bentuk benda-benda lainnya: senjata tradisional, benda-benda pusaka/bertuah, alat tasbih, cincin, batu-batuan, benda-benda antik/kuno
    • Gambar-gambar bernyawa, patung, topeng-topeng yang dipajang
    • Amal-amal wirid atau dzikir yang tidak diajarkan Nabi Muhammad yang tidak ada dalil resmi yang bisa dipertanggungjawabkan, seperti beberapa jenis sholawat, doa-doa yang diwiridkan (diulang-ulang) dengan bilangan yang ditentukan dengan khasiat (fadhilah) tertentu yang tidak ada keterangan shohih secara ilmu keagamaan
    • Pernah atau masih aktif dengan ilmu kadigdayan, kanuragan, tenaga dalam yang diperoleh melalui isian, susuk, pernafasan, wirid-wirid dsb
    • Pernah atau masih aktif dengan pengobatan yang dilarang secara Syari’at
    • Pernah membunuh ular di dalam rumah
    • Membuang air panas/menjatuhkan benda berat tanpa basmalah
    • Ruangan yang pengap, lembab, kurang cahaya dan sirkulasi udara
    • Dsb………………..(?)
  2. Penyebab Eksternal
    • Termasuk dalam kelompok sihir, pelet, santet atau tenung/teluh serta sirep/gendam
    • ‘Ainul Hasad (pandangan jahat) atau Nafsul Hasad (jiwa yang jahat)
    • Dijadikan tumbal
    • Dsb………………..(?)
Segala hal dari apa yang dimiliki seperti yang disebut di atas jika merupakan sebab internal yang terdapat atau kita miliki dalam kehidupan kita, biasanya pada tahap awal memang (seolah-olah) dapat memberi manfaat kepada kita namun hakikatnya hal itu adalah tipuan dari syaithan yang memberi ‘pelayanan’ agar kita semakin percaya dan sungguh-sungguh menjaganya bahkan menyebarluaskannya.
Semuanya itu adalah cara kita berhubungan dengan para jin utusan syaithan yang bersedia menjanjikan fasilitas keunggulan dan keyamanan hidup. Atau ‘manfaat’ tersebut hakikatnya (sekaligus) sebagai istidroj dari Allah, dibiarkan merasakan nikmat dalam kekeliruannya, ditunda pemberian siksanya agar semakin besar dosanya sehingga kelak akan ditimpakan siksa dalam bentuk yang sangat berat.
Dengan adanya berbagai ‘penyebab’ tersebut yang kita miliki serta terdapatnya tanda-tanda dalam bentuk gangguan yang kita rasakan (seperti check list 1 di atas), sesungguhnya kita patut bersyukur karena kita termasuk hamba Allah yang masih dicintaiNya dan sedang diperhatikanNya agar kita cepat mengevaluasi ‘kekeliruan’ tersebut dan segera memperbaikinya.
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).”
(Q.S As-Syuuraa: 30)
C. SIAPA SAJA YANG DAPAT MENGALAMI GANGGUAN?
Jika hal-hal yang menjadi penyebab internal di atas tadi dimiliki oleh seseorang, maka gangguan-gangguannya (cepat ataupun lambat) akan dirasakan oleh orang tersebut. Jika orang tersebut berkeluarga, maka biasanya orang-orang terdekatnya akan mengalami gangguan-gangguan di atas tadi sekalipun sang pemilik yang bersangkutan tidak (belum) mengalaminya. Orang-orang terdekatnya tersebut bisa jadi adalah orang tua, isteri/suami, mertua, menantu, anak, cucu dan orang-orang yang sering bersama mereka.
Check List 3, Reaksi Ketika Diruqyah
Baik dalam peruqyahan massal atau individual dapat terjadi beberapa reaksi-reaksi sebagai berikut.
  1. Reaksi Aktif
    • Gerak fisik. Gerakan tangan, kepala, raut muka, mata berkedip cepat.
    • Gerakan jurus beladiri dsb.
    • Suara/ucapan. Teriakan, menangis, suara kesakitan, marah dsb
    • Batuk-batuk keras seperti ada sesuatu yang ingin dikeluarkan
    • Bersendawa (jawa: antob) terus-menerus, bersin-bersin
    • Dsb………………..(?)
    • Langkah yang dilakukan: Lakukan Ruqyah lebih intensif secara individual, ajaklah jin untuk bicara, didakwahi, diajak bertaubat, perintahkan agar keluar.
  2. Reaksi Pasif
    • Pusing, kepala berat, leher sakit, suara mengganggu di telinga
    • Panas badan sebagian atau keseluruhan
    • Dingin tiba-tiba sebagian badan atau keseluruhan
    • Ada rasa seperti angin di sekitar tubuh
    • Kesemutan berat pada tangan atau kaki
    • Sesak dada, berdebar-debar, terasa mual
    • Terasa bergetar, berdenyut (jawa: kedutan), ada yang berjalan di beberapa bagian dalam tubuh.
    • Ingin teriak, ingin menangis
    • Tiba-tiba ingin buang air besar/kecil
    • Mengantuk berat, gelisah
    • Dsb………………..(?)
    • Langkah yang dilakukan
      a. Tanyakanlah kepada ybs tentang apa yang dirasakannya selama proses peruqyahan. Sarankan agar banyak-banyak istighfar dengan suara pelan sementara peruqyahan dilanjutkan kembali.
      b. Setelah peruqyahan dirasa cukup, tanyakanlah kembali bagaimana keadaannya/yang dirasakannya.
  3. Tanpa Reaksi
    • Tidak ada yang dirasakannya dari hal-hal tersebut di atas.
    • Tetapi gangguan atau keluhan yang dirasakan tetap ada.
    • Langkah yang dilakukan:
      a. Sarankan agar dengan sungguh-sungguh memusnahkan, meghilangkan, meningglkan sebab-sebab gangguan sebagaimana tersebut di atas.
      b. Sarankan agar melaksanakan dengan sungguh-sungguh resep ruqyah.
      c. Melanjutkan peruqyahan ketika sudah dirasa cukup waktu bahwa yang bersangkutan melaksanakan saran-saran di atas.
Wallahu a’lam bis Showwab.
Sumber  :  http://www.fimadani.com/mendeteksi-gangguan-jin/

Hukum Melakukan Sihir atau Santet

Pengertian Sihir
1. Bahasa
Kata sihir dalam bahasa Arab terambil dari kata sahara ( سَحَرَ), yaitu akhir waktu malam dan awal terbitnya fajar. Karena pada saat itu bercampur antara gelap dan terang, sehingga sesuatu menjadi tidak jelas atau tidak sepenuhnya jelas.
Arti lain dari sihir adalah, “Segala sesuatu yang halus dan lembut.” Maksudnya segala hal yang tersembunyi, samar dan tidak terlihat asal usulnya, sehingga menipu pandangan sehingga seakan akan melihat sesuatu, padahal sebenarnya sesuatu itu tidak ada.
Secara bahasa sihir juga berarti penjelasan yang menarik sebagaimana disebutkan dalam hadits: “Sesungguhnya sebagian dari penjelasan itu sihir.”
Penjelasan yang baik dikatakan sihir karena bisa mempengaruhi dan menarik hati para pendengar.
Juga istilah sihir bermakna penipuan, ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan ayat berikut: “Mereka berkata bahwa kamu adalah orang-orang yang menipu.”
Al-Azhari mengatakan bahwa asalnya sihir itu adalah: “Mengubah sesuatu dari hakikat wujudnya menjadi wujud yang lain.” Sehingga dengan sihir itu seseorang menyangka bahwa apa yang dilihatnya itu benar padahal sebenarnya tidak.
2. Istilah
Adapun secara istilah, para ulama berbeda-beda dalam mendefinisikan isitlah sihir. Al-Azhari mendefinisikan sihir sebagai, “Perbuatan yang dilakukan dengan mendekatkan diri kepada setan dan meminta bantuan dengannya.”
Al-Baidhawi mendefinisikan sihir sebagai, “Hal-hal yang untuk mendapatkannya dibutuhkan penyembahan kepada setan, dimana manusia tidak sanggup melakukannya
Menurut Imam Al-Qurtubi, asal makna sihir adalah mengelabui pandangan dengan cara menipu, seperti seseorang yang melihat fatamorgana dari kejauhan dan ia mengiranya seolah-olah itu adalah air.
Sedangkan Imam Al-Kurmani menyebutkan bahwa sihir adalah perkara atau hal yang menyalahi adat kebiasaan dan bersumber dari jiwa yang jahat tetapi tidak mustahil untuk dikalahkan.
Ada juga yang mendefinisikan sihir sebagai pengetahuan yang dengannya seseorang memiliki kemampuan kejiwaan yang dapat melahirkan hAl-hal aneh dan sebab-sebab tersembunyi.
Abu Bakar ibnu Al Arabi seorang pakar tafsir dan hukum islam bermazhab Maliki (w.1148 M) berpendapat bahwa sihir adalah ucapan-ucapan yang mengandung pengagungan kepada selain Allah yang dipercaya oleh pengamalnya dapat menghasilkan sesuatu dengan kadarkadarnya.
Imam Al-Alusy berpendapat bahwa sihir adalah perkara-perkara ganjil yang seakan-akan ia adalah perkara yang luar biasa tetapi bukanlah luar biasa, karena sihir dapat dipelajari dan diperoleh melalui takarrub (mendekatkan diri) kepada setan dengan melakukan kejahatan berupa ucapan seperti jampi-jampi yang mengandung makna kemusyrikan serta pujian kepada setan , dan berupa perbuatan seperti beribadah kepada bintang-bintang dan melakukan jinayah serta kefasikan, dan berupa keyakinan seperti menganggap baik perkara yang membawa kepada takarrub serta cinta kepada setan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sihir tidak terbatas hanya kepada hal-hal yang bentuknya tipuan belaka dan hayalan seperti yang dilakukan oleh tukang sulap dengan segala trik-triknya seperti disebutkan dalam firman Allah:
Berkata Musa: `Silahkan kamu sekalian melemparkan`. Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat lantaran sihir mereka`(QS. Thaha: 66)
Dalam ayat tersebut disebutkan kata-kata terbayang dan kata seakan-akan yang berarti bukanlah hal yang sebenarnya. Memang keterbayangan itu mempengaruhi jiwa manusia dan pada ahirnya dapat memberikan dampak yang buruk bagi manusia itu sendiri.
Bentuk sihir lainnya yang dapat difahami dari pengertian sihir di atas adalah sihir yang bersumber dari jiwa yang jahat sehingga seorang tukang sihir mampu memberi pengaruh dengan sihirnya itu kepada alam materi dengan cara mendekatkan diri dan meminta bantuan kepada setan seperti dengan menyuguhkan sesaji dan melakukan penyembelihan untuk mereka atau dengan berbicara kepada roh -roh jahat.
Sihir dalam bentuk inilah yang mempunyai kaitan erat dengan setan. Al-Qur`an menjelaskan bahwa sihir diajarkan oleh setan kepada manusia dalam rangka mencapai tujuan-tujuannya.
Hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir), mereka mengerjakan sihir kepada manusia…` (QS. Al-Baqarah: 102).[1]
Asal Mula Sihir
Di dalam Al Quran disebutkan kisah Harut dan Marut di negeri Babil:
“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), Padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya Kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir”. Maka mereka mempelajari dari kedua Malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, Sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa Barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, Tiadalah baginya Keuntungan di akhirat, dan Amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 102)
Syaikh Athiyah Saqar menyebutkan bahwa di beberapa buku tafsir disebutkan kedua malaikat itu telah diturunkan ke bumi sebagai fitnah, sehingga Allah Subhanahu wa Ta’ala mengadzab mereka berdua dengan menggantung kedua kaki mereka. Perkataan para mufassir ini bukanlah hujjah (dalil) dalam hal ini, hal itu berasal dari warisan masyarakat Babilonia dan penjelasan orang-orang Yahudi serta kitab-kitab Nasrani.
Dan perkataan mereka yang paling dekat tentang kedua malaikat tersebut adalah bahwa masyarakat saat itu mendapatkan fitnah dengan para tukang sihir sehingga mereka mengangkat para tukang sihir itu sampai ke derajat para nabi. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan dua malaikat untuk mengajarkan kepada manusia sihir agar mereka bisa membedakan antara sihir dengan kenabian serta memperingatkan mereka tentang fitnah terhadapnya. Atau—ada juga yang mengatakan—bahwa mereka berdua adalah dua orang yang memiliki ilmu dan akhlak mulia sehingga menjadi fitnah di masyarakat dan mereka memberikan kepada kedua orang itu nama dua malaikat. Hal ini dari aspek penyerupaan dan gaya bahasa yang sudah difahami sejak dahulu sebagaimana saat ini nama Malaak digunakan untuk seorang yang istimewa.
Di dalam cerita-cerita kuno masyarakat Babilonia terdapat dua orang yang memiliki nama mirip yaitu Harut dan Marut. Masyarakat saat itu begitu kagum dengan mereka berdua sehingga memberikan kepada keduanya nama dua malaikat. Bahkan kekaguman mereka terhadap keduanya pun bertambah sehingga meyakini bahwa mereka berdua adalah Tuhan.
Kemudian orang-orang Yahudi mempelajari peninggalan dari kedua orang itu berupa hikmah dan sihir yang menjadikan mereka lebih disibukkan olehnya daripada Kitab Allah dan mereka pun membuang Kitab Allah itu dibelakang punggung mereka.
Sayyid Quthb dalam Fi Zhilal Al Quran mengatakan bahwa terdapat kisah tentang keduanya yang sudah diketahui dimana orang-orang Yahudi atau para setan telah menganggap bahwa mereka berdua (Harut dan Marut) mengetahui tentang sihir dan mengajarkannya kepada manusia dan kedua malaikat itu menganggap bahwa sihir itu diturunkan kepada mereka berdua! Kemudian Al Qur’an membantah kebohongan ini, kebohongan yang menyatakan bahwa sihir diturunkan kepada kedua malaikat itu.. Selanjutnya Allah swt menjelaskan hal yang sebenarnya, bahwa kedua malaikat itu hanyalah fitnah dan menjadi cobaan bagi manusia untuk sebuah hikmah yang ghaib. Kedua malaikat itu mengatakan kepada setiap orang yang mendatangi dan meminta mereka berdua untuk mengajarinya sihir, “Sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir.”
Sekali lagi kita dapati Al Qur’an yang menyatakan bahwa mempelajari dan menggunakan sihir adalah suatu kekufuran. Hal ini disebutkan melalui lisan dua malaikat, yaitu Harut dan Marut.
Dan ada sebagian manusia yang memaksa untuk belajar sihir dari kedua malaikat itu walaupun telah diingatkan dan diberitahu. Maka pada saat itu terjadilah fitnah pada sebagian orang-orang yang yang terkena fitnah: “Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya.”
Dalam Tafsir Ath Thabari disebutkan: Sesungguhnya Allah telah memberikatahukan kepada hamba-Nya mengenai segala hal yang Ia perintahkan dan segala hal yang Ia larang. Sihir termasuk suatu pekerjaan yang terlarang bagi para hamba-Nya. Karena itu bukan hal yang ganjil jika Allah mengajarkan pada dua malaikat- Harut dan Marut- ilmu sihir, dan mereka mengajarkannya kembali kepada manusia. Hal itu dimaksudkan sebagai ujian bagi hamba-hamba-Nya, agar bisa diketahui siapa orang yang beriman dan siapa yang kufur. Orang yang beriman adalah orang yang tidak belajar sihir dari kedua malaikat itu, sedangakan orang yang kfur adalah orang yang mempelajari sihir dan mempraktekkannya, untuk itu mereka mendapat penghinaan dan celaan dari Allah Subhanahu wa Ta’aala.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Juga Disantet
Demikian pula Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam sendiri pernah disihir oleh seorang Yahudi yang bernama Labid bin Al A’sham. Sebagaimana  disebutkan dalam sebuah hadits (yang artinya):
“Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam disihir sehingga dikhayalkan padanya bahwa beliau melakukan sesuatu padahal beliau tidak melakukannya. Dan beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pada suatu hari berkata kepada Aisyah: “Telah datang padaku dua malaikat, salah satunya duduk di dekat kepalaku dan yang lainnya di dekat kakiku. Salah satu malaikat tersebut berkata kepada yang lainnya: “Apa penyakit laki-laki ini (Rasulullah)? Yang satunya menjawab terkena sihir”. “Siapa yang menyihirnya ?” Satunya menjawab “Labid bin Al A’sham …” (HR Al Bukhari).
Ibnul Qayyim rahimahullah dalam Zaadul Ma’ad 4/ 124 berkata: “Dan sekelompok manusia telah mengingkari hal ini (disihirnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam-red). Mereka mengatakan: “Ini tidak boleh menimpa diri Rasul,” bahkan mereka menganggap ini sebagai suatu kekurangan dan aib. Dan perkaranya tidak seperti yang mereka duga, akan tetapi sihir tersebut adalah dari jenis perkara (penyakit) yang berpengaruh terhadap diri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, hal ini termasuk  dari jenis-jenis penyakit yang menimpanya sebagaimana beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga tertimpa racun, di mana tidak ada perbedaan antara pengaruh sihir dengan racun.”
Ibnul Qayyim rahimahullah mengutip dari Al Qadhi ‘Iyadh rahimahullah, bahwasanya beliau berkata: “Kejadian disihirnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tidak menodai kenabian beliau. Adapun keberadaan atau kejadian beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dikhayalkan melakukan sesuatu padahal beliau tidak melakukannya, hal ini tidaklah mengurangi sifat shiddiq (jujur) yang ada pada diri beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. dikarenakan adanya dalil bahkan ijma’ (kesepakatan umat Islam) atas kemaksuman (terpelihara dari dosa dan kesalahan) beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dari hal tersebut, akan tetapi hal ini suatu perkara duniawi yang mungkin bisa menimpanya. Yang beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tidak diutus karena sebab tersebut dan tidak diberi keutamaan, karenanya pula beliau dalam hal ini seperti manusia yang lainya, maka tidak mustahil untuk dikhayalkan kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dari perkara-perkara yang tidak ada hakekatnya baginya, kemudian hilang dari beliau dan kembali seperti keadaan semula.”
Keharaman Melakukan Sihir Santet
Dalam Al Qaul Al Mufid disebutkan bahwa keharaman melakukan sihir terdiri dari dua perincian:
  1. Sihir yang termasuk perbuatan syirik, jika menggunakan perantara para syaithan (jin-jin kafir), di mana para tukang sihir tersebut beribadah dan mendekatkan diri kepada para syaithan supaya bisa menguasai orang yang akan disihir.
  2. Kedua: Sihir yang termasuk perbuatan permusuhan dan kefasikan, jika tukang sihir hanya sebatas menggunakan perantara obat-obatan (ramuan) dan sejenisnya.
Di antara ancaman-ancaman Allah ‘azza wa jalla di dalam Al Qur’an adalah firman-Nya (artinya):“…dan sesungguhnya mereka telah mengetahui bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tidaklah ada keuntungan baginya di akhirat.” (Al Baqarah : 102)
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata ketika menafsirkan ayat tersebut ( مِنْ خَلاَقٍ yaitu مِنْ نَصِيْبٍ ) “Tidak ada baginya bagian di akhirat.”
Al Hasan rahimahullah berkata: ( فَلَيْسَ لَهُ دِيْنٌ ): “Tidak ada agama baginya.”
Adapun ancaman dari Allah ‘azza wa jalla adalah sebagaimana di dalam riwayat Al Bukhari  dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah, beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan, para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apa tujuh perkara tersebut?. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menjawab: “Berbuat syirik kepada Allah ‘azza wa jalla, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan untuk dibunuh kecuali dengan hak (benar), makan riba, makan harta anak yatim, lari dari pertempuran dan menuduh zina wanita mukminah yang terhormat serta menjaga kehormatan.”
Dari Imran bin Hushain berkata bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Bukan dari golongan kami orang yang menentukan nasib sial berdasarkan tanda-tanda benda, burung dan lain-lain, atau bertanya kepada dukun dan yang mendukuninya, atau yang menyihir dan yang meminta sihir untuknya, dan siapa saja yang membuat buhulan dan barangsiapa yang mendatangi dukun dan membenarkan apa yang ia katakan, maka sesungguhnya ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad.”
“Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal lalu menanyakan sesuatu, maka tidak diterima shalatnya selama empat puluh malam.”
Dari Ibnu Abbas bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa mempelajari sebagian dari ilmu nujum, sesungguhnya dia telah mempelajari sebagian ilmu sihir.”
“Semakin bertambah ilmu nujum yang dia pelajari semakin bertambah pula sihir yang dia pelajari.”
Hadits dari Abi Hurairah bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa yang membuat satu buhulan, lalu meniup padanya, maka dia telah melakukan sihir , dan barangsiapa yang melakukan sihir maka dia telah berbuat syirik dan barangsiapa yang menggantungkan diri pada sesuatu benda (jimat), maka dirinya dijadikan oleh Allah bersandar kepada benda itu.” (HR. Al-Nasa`i).
Status Pelaku Sihir Santet
Para ulama berbeda pendapat tentang tukang sihir. Di antara mereka ada yang mengatakan bahwa tukang sihir itu kafir, dan di antara yang berpendapat demikian adalah Al Imam Malik, Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad bin Hanbal rahimahumullah.
Imam Ahmad rahimahullah berkata kepada para muridnya: “Kecuali sihirnya dengan obat-obatan, asap dupa dan menyiram sesuatu yang bisa memberikan mudharat, maka tidaklah kafir.”
Mazhab Al-Malikiyah menyebutkan bahwa seorang penyihir yang beragama Islam akan menjadi kafir, kalau dalam melakukan sihir itu dibarengi dengan hal-hal yang membawanya kepada rusaknya keislamannya. Atau misalnya bila pengaruh sihirnya itu membuat pasangan suami istri menjadi bercerai.
Ibnu Al-Arabi menambahkan bahwa termasuk sihir yang mengkafirkan seseorang adalah suhir pelet, yaitu sihir yang bisa membuat seorang laki-laki tertarik kepada perempuan. Sihir ini disebut juga tuwalah (التُوَلَة ).
Sedangkan mazhab Asy-Syafi’iyah dan juga pendapat Ibnu Al-Humam dari kalangan Al-Hanafiyah menyebutkan bahwa seorang muslim yang mengamalkan sihir itu tidak kafir, namun dia berdosa besar. Namun mazhab ini menyebutkan bahwa seorang yang melakukan sihir bisa saja menjadi kafir, manakala mereka melakukan salah satu dari tiga hal berikut:
  1. Mengerjakan perbuatan kufur bersama sihir
  2. Meyakini bahwa sihir itu boleh atau menghalalkan sihir
  3. Meyakini mampu menundukkan setan
Hukuman bagi Pelaku Sihir
Para pakar keislaman hususnya yang datang dari kelompok ahli Tafsir mereka berbeda pendapat mengenai hukum sihir baik yang berkaitan dengan si pelaku atau tukang sihir itu sendiri, adapun yang berkaitan dengan bagaimana hukum mempelajari dan mengamalkannya diantaranya adalah:
Imam Malik Rahimahullah berkata: Tukang sihir yang mengerjakan sihir adalah seperti orang yang disebutkan oleh Allah di dalam firman-Nya. “Demi sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (Kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat?. (QS. Al-Baqarah 102).
Maka saya berpendapat harus dibunuh apabila dia sendiri mengerjakannya.
Imam Al-Qurthubi Rahimahullah berkata: Para ahli fiqih berbeda pendapat tentang hukum tukang sihir muslim dan zimmi.
Imam Malik berpendapat bahwa seorang muslim apabila mensihir sendiri dengan suatu ucapan yang berwujud kekafiran maka ia dibunuh, tidak diminta taubatnya, dan taubatnya tidak diterima karena itu adalah perkara yang dilakukannya dengan senang hati seperti orang zindiq dan berzina. Juga karena Allah menamakan sihir dengan kekafiran di dalam firman-Nya: “Sedang keduanya tidak mengajarkan sesuatu kepada seseorang pun sebelum mengatakan Sesungguhnya kami hanya cobaan bagimu, sebab itu janganlah kamu kafir?” (QS. Al-Baqarah: 102)
Ibnu Munzir Rahimahullah berkata: Apabila seseorang mengakui bahwa dia telah mensihir dengan ucapan yang berupa kekafiran maka wajib dibunuh, jika dia tidak bertaubat. Demikian juga jika terbukti melakukannya dan bukti itu menyebutkan ucapan yang berupa kekafiran. Jika ucapan yang dipakai untuk menyihir bukan berupa kekafiran maka dia tidak boleh dibunuh. Dan jika dia menimbulkan bahaya pada diri orang yang tersihir maka wajib diqishas. Ia di-qishas jika sengaja membunuhnya. Jika termasuk yang tidak dikenakan qishas maka dikenakan diyat.
Al-Hafizh Ibnu Katsir Rahimahullah berkata: Telah berdalil dengan firman Allah: `Sekiranya mereka beriman dan bertakwa`, orang yang berpendapat mengkafirkan tukang sihir, sebagaimana riwayat dari Imam Ahmad bin Hanbal dan sekelompok dari ulama salaf. Dikatakan bahwa dia tidak kafir, tetapi hukumannya dibunuh, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Syafi`i dan Imam Ahmad keduanya berkata; Telah menceritakan kepada Sofyan Ibnu Uyainah dari Amr bin Dinar bahwa ia mendengar Bajlah bin Abdah berkata:`Umar bin Khattab memutuskan agar setiap tukang sihir lelaki ataupun wanita agar dibunuh. Ia (Bajlah) berkata, kemudian kami membunuh tiga tukang sihir`.
Ia (Ibnu Katsir) berkata: Imam Bukhari telah meriwayatkan dalam kitab sahihnya. Masih menurut Imam Ibnu Katsir ia berkata: Demikianlah riwayat sahih menyebutkan bahwa Hafsah Ummul Mu`minin pernah disihir oleh wanita pembantunya, lalu beliau memerintahkan agar wanita itu dibunuh. Imam Ahmad berkata; Dalam riwayat shahih dari tiga orang sahabat Nabi saw disebutkan bahwa mereka pernah membunuh tukang sihir.
Menurut Imam Malik bahwa hukum tukang sihir sama dengan hukum orang Zindiq, maka tidak diterima taubatnya dan dibunuh sebagai hukumannya, jika terbukti melakukannya. Pendapat ini juga dikemukakan oleh Imam Ahmad.
Imam Syafi`i berkata: Tukang sihir tidak dibunuh kecuali jika dia mengakui bahwa dia membunuh dengan sihirnya.[2]
Cara Mengobati Sihir (Santet)
Ada dua cara untuk mengobati santet:
  1. Mengeluarkan sihir tersebut dan membatalkannya, sebagaimana disebutkan di dalam hadits yang shahih dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bahwasanya beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berdo’a kepada Allah ‘azza wa jalla dalam perkara sihir tersebut.  Maka Allah ‘azza wa jalla tunjukkan kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam (tempat buhul-buhul tersebut), kemudian beliau mengeluarkannya (mengambil buhul-buhul tersebut) dari suatu sumur. Maka hilanglah apa yang ada pada beliau, seakan-seakan beliau lepas dari ikatan.
  2. Dengan diruqyah, yaitu dengan dibacakan Al Qur’an dan do’a-do’a (yang bersumber dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam) kepada yang terkena sihir. Misalnya dengan dibacakan surat Al Fatihah, Al Ikhlas, Al Falaq, An Naas, dan yang lainnya dari ayat-ayat Al Qur’an kemudian ditiupkan kepada yang sakit, maka insya Allah akan sembuh. Demikian disebutkan dalam Zaadul Maad.
_______________________________

[1] Ahmad Sarwat, Lc, MA dalam Seri Fiqih dan Kehidupan: Fiqih Jinayat
[2] Ahmad Sarwat, Lc, MA dalam Seri Fiqih dan Kehidupan: Fiqih Jinayat

Tips Agar Terhindar Dari Teluh, Guna-Guna Dan Santet

Mengirim santet teluh dan guna-guna adalah adalah perbuatan yang sangat tercela bahkan Allah tidak mengampuni orang-orang yang melakukan perbuatan semacam itu, santet teluh dan guna-guana adalah ilmu hitam yang di larang oleh agama. tetapi manusia tetaplah manusia yang tidak pernah luput dari dosa.
Masih banyak manusia yang ber ilmu hitam yang melakukan perbuatan mengirim santet teluh dan guna2 biasanya orang yang melakukan perbutan tersebut orang yang mempuyai hati di penuhi dengan rsa iri dengqi dan dendam yang membara sehingga ingin menyakiti orang yang dia rasa benci.
Agar terhidar dari teluh santet dan guna2 saya akan memberikan tips supaya terhidar dari santet atau sejenisnya.
Tips agar terhidar dari teluh santet dan guna-guna. usahakan agar dapat selalu medekatkan diri kepada alloh dengan mejalan apa yang di perintah kannya banyak-banyak baca ayat-ayat alloh/mengaji, banyak berdhikir banyak baca sholawat. dan usahakan hari kelahiran/weton jangan sampai orang lain tau sebab hari kelahiran/weton di ketahui orang lain dapat di jadikan sejata untuk meneluh atau menyantet kita ini bagi yang tahu ilmu hitam.
Dan yang terakhir tips agar terhidar dari santet teluh dan guna2 saya akan mengamalkan doa jawa untuk menangkal santet teluh guna-guna dan sejenisnya baca di bawah ini. namanya qulhu sungsang tapi jangan dianggap remeh doa mustajab ini doa yang khusus untuk mengatasi ilmu hitam.

Sumber : https://pengobatanbatin.wordpress.com/tag/ciri-ciri-kena-santet/

Pengertian Santet,Teluh,Tenun, Guna-Guna

SANTET, merupakan metode penyerangan jarak jauh tidak seperti cara kerja teluh jenis bahan yang dipergunakan spisifiik umumnya barang mati (tidak bernyawa) seperti kain, jerami (batang padi dibentuk boneka) jarum, silet, beling (pecahan kaca), batu, sapu lidi, lilin, benang, kembang (bunga), kemenyan dll. serangan ini dapat diketahui dari tubuh korban yang normal tanpa gejala yang terlalu terlihat oleh mata. rasa sakit yang ditimbulkan oleh serangan ini umumnya hanya lokal (bagian tertentu saja) dan saat (dironsen pun tidak ada apa2 nya) hasil dari pengerjaanya pun nyaris tidak meninggalkan tanda / jejak yang terlalu mencolok
TELUH
metode ini merupakan kebalikan dari metode santet. teluh sangat identik yang selalu membawa unsur yang bernyawa seperti binatang. dan cara kerja ilmu ini adalah dengan merubah suatu bentuk / zat tertentu menggunakan ilmu khusus. ciri serangan ini dapat dilihat secara kasat mata (orang Awam pun bisa melihat) gejalanya seperti :
Terlihat cahaya (umumnya seperti api atau cahaya berwarna merah) melesat dan masuk kerumah target. (saat pengiriman pertamanya)
Jika malam hari sering terdengar suara benda jatuh tanpa rupa (kedebbluug) dari atas rumah atau terdengar seperti suara pasir yang dilempar (sreeeeek)
Jika diamati pada malam hari ditempat yang sepi (ruang lingkup rumah) terdengar seperti kerumunan orang banyak yang sedang berantem / ribut tanpa wujud. atau terdengar suara yang lamat samar tidak jelas seperti tawon (lebah / lebih tepatnya suara orang gegelendeng / meracau)
Jika terkena korban dibagian tubuhnya terlihat membenjol (terdapat sesuatu di dalam tubuh) yang dapat berbindah pindah tempat saat dikeluarkan umumnya wujud binatang seperti cacing, bambung (serangga pohon kelapa), urik2 (serangga yang terdapat di kandang kambing), kelabang. dll
Tiba2 dirumah ada lintah atau bau busuk yang tidak jelas asalnya.
TENUN
Ilmu pengembangan dari santet & teluh prinsip dasarnya sama namun pengaplikasian ilmu ini berbeda karena dapat menggunakan barang, benda mati, atau hewan dan telur. cara pengirimnya sama seperti teluh namun kelebihan ilmu ini bisa menyusup kedalam tanah. (ilmu ini mematahkan teori menangkal ilmu hitam dengan hukum fisika / columb) gejala serangan ini dapat dilihat dengan tanda :
Tanpa sebab (tiba2) gelas / piring di rak mau pun meja jatuh, pecah, ambruk (jika serangan ini menggunakan beling & perpaduan lainya) dikarenakan unsur benda tersebut telah berubah wujud dan zat dan pancaran energi asal nya mengikat benda sesamanya (namun tidak semuanya seperti ini tergantung daya kemampuan sang Dukun)
Efek lain dari serangan ini seperti saat kita makan tiba2 dimakanan terselip paku, kawat, silet, seteples, dll
Rumah tiba2 lantai keramik pecah / teranggkat keatas (membentuk pola Horizontal, Vertikal, Zigzag secara teratur dan berurutan)
Gejala dari yang terkena pun tidak jauh beda seperti teluh. namun saat dikeluarkan dalam tubuh yang didapat sedikit beragam seperti jarum, kawat, serpihan beling (kaca), paku, logam karat, batu kerikil.dll
GUNA-GUNA
Lebih identik dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan makanan, minuman, pakaian. Contoh Si X.sangat jahat sama kita tiba2 di memberi buah kesukaan kita. saat kita makan maka pengaruhnya akan merasuk dan mengunci pertahanan tubuh kita dan bisa terjadi sleep Forever. Atau tiba2 si X memberi kita baju / pakaian setelah kita memakai pemberianya feeling kita merasakan yang tidak enak dan umumnya meninggal karena kecelakaan. guna2 kadang juga diterapkan oleh dasar ilmu pesugihan bertumbal dimana tiba2 si X memberi kita uang setelah dijajankan kita akan terserang dan kegoncangan dalam tubuh yang memaksa sukma kita keluar.

NABI AYYUB SAKIT KARENA GANGGUAN IBLIS DAN BALATENTARANYA

shad 41
”dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhan-nya: “Sesungguhnya aku diganggu syaitan dengan kepayahan dan siksaan”.          (Qs. Shaad  41).

gempa 1Nabi Ayyub as adalah seorang hamba yang taat dan banyak beribadah pada Allah. Harta berlimpah dan anak yang banyak tidak membuat dia lalai dari beribadah dan berdzikir mengingat Allah. Para Malaikat dilangit kagum dengan ketaatan Nabi Ayyub as ini,. Mereka sering menyebut dan membanggakan Ayyub as yang tidak lalai oleh harta dan anak anaknya dai beribadah pada Allah.
Iblis merasa iri dan dengki melihat ketaatan Ayyub as ini, Ia berseru pada Allah:” Ya Allah tentu saja Ayyub as taat padaMU karena ia memiliki harta yang banyak, jika Kau izinkan aku melenyapkan semua hartanya hingga dia jatuh miskin niscaya dia akan berpaling dari MU. “  . Allah menjawab :” Silahkan kau lakukan , dia akan tetap menjadi hambaKu yang taat” .
Setelah mendapat izin dari Allah, iblis segera mengumpulkan balatentaranya untuk melenyapkan semua harta kekayaan Ayyub. Dalam sekejap api berkobar membakar sawah ladang dan kebun miliki Ayyub .as , api juga melahap binatang ternak peliharaan Ayyub.as.  Nabi Ayyub.as terkejut , dia tidak berdaya untuk memadamkan kobaran api yang menghanguskan sawah, ladang , kebun dan binatang ternaknya. Dalam tempo singkat Ayyub.as jatuh miskin, semua harta kekayaannya musnah dilahap sijago merah.
Setelah itu Iblispun datang pada Ayyub.as yang sedang asik beribadah, dia berkata pada Ayyub .as:”: Tuhan yang kau sembah itu telah membakar semua tanamannu dan membinasakan semua ternakmu, untuk apa kau beribadah menyembahNya, dia tidak menolongmu.”. Kemudian Ayyub.as menjawab:” Segala puji bagi Allah Dialah yang memberiku karunia harta berlimpah , dan Dia pula yang mengambilnya kembali  dari ku , aku bertawakkal dan berserah diri padaNya”. Ayyub.as terus melanjutkan ibadahnya tidak terpengaruh bisikan dan ocehan Iblis, dia juga tidak terpengaruh karena kekayaannya sudah lenyap.
Iblis tercengang mendengar jawab Ayyub.as itu. Ia menggerutu dan berkata pada Allah:” Ya Allah tentu saja dia masih tetap taat padaMU,karena ia masih punya anak anak yang menyayanginya, jika semua anak anaknya itu lenyap pasti Ayyub. as akan berpaling dari MU” . Kemudian Allah mengizinkan Iblis untuk melenyapkan semua anak anak nabi Ayyub.as.
Ketika anak anak nabi Ayyub.as sedang bercengkerama dan berkumpul didalam rumah , terjadilah bencana gempa dan seluruh bangunan runtuh menimpa anak anak nabi Ayyub.as yang sedang berkumpul dirumah itu, tidak ada seorangpun yang selamat.  Kemudian Iblis datang pada Ayyub yang sefang beribadah menyamar sebagai pembantu rumahnya. Ia datang pada Ayyub.as sambil menangis melaporkan kejadian bencana yang menimpa seluruh keluarganya. Ayyub.as berkata :” segala puji bagi Allah yang telah memberi aku anak anak yang menyangiku, dan kemudian mengambil mereka kembali dari ku” . Pembantu itu terus meratap menceritakan kengerian yang dilihat tatkala terjadi bencana gempa itu, namun Ayyub.as tidak bergeming hatinya. Ia tetap memuji Allah dsn berulang kali mengucapka istighfar. Iblis yang menyamar sebagai pembantu itupun pergi meninggalkan Ayyub dengan penuh kekecewaan. Ia berguman tentu saja ia masih taat pada Allah karena badannya masih sehat. Kalau tubuhnya sudah dipenuhi berbagai penyakit niscaya dia akan berhenti dari taat pada Allah.
Allah mendengar keluhan Iblis itu dan Iapun mengizinkan Iblis untuk mendatangkan berbagai penyakit pada tubuh Ayyub .as. Iblis datang mendekati Nabi Ayyub.as yang sedang asyik beribadah, kemudian ia meniupkan udara yang berisi berbagai macam bibit penyakit keseluruh tubuh Nabi Ayyub.as.  Nabi Ayyub.as merasakan gatal diseluruh tubuhnya. Iapun sibuk menggaruk anggota tubuhya yang gatal, namun rasa gatal itu tidak hilang bahkan berubah menjadi luka yang mengeluarkan nanah dan bau busuk menyengat. Karena penyakit ditubuhnya tidak kunjung sembuh bahkan bertambah parah , Ayyubpun sadar bahwa itu adalah ujian dan cobaan Allah baginya. Iapun kembali ketempat ibadahnya tidak mempedulikan tubuhnya yang luka dan berbau busuk itu.
Diriwayatkan Nabi Ayyub.as ketika itu mempunyai istri tiga orang, melihat penyakit dan bau busuk yang keluar dari tubuh Ayyub.as satu persatu istrinya meninggalkan Ayyub.as. Tinggal satu orang yang tetap setia menemaninya yaitu Siti Rahma. Iblispun terus menyebar teror, ia menghasut orang kampung agar mengusir Ayyub.as dari kampungnya. Iblis berkata pada orang kampung:” Jika kalian tetap membiarkan Ayyub.as dikampung ini niscaya penyakit yang dibawanya itu akan menyebar diseluruh kampung ‘usirlah dia agar kalian selamat” . Penduduk kampungpun termakan hasutan Iblis  dan meminta pada Siti rahmah untuk membawa suaminya meninggalkan kampung itu.
Dengan hati sedih siti Rahmah terpaksa membawa suaminya dengan mendukungnya sendiri meninggalkan kampung tempat mereka tinggal. Ia berjalan dengan  tertatih tatih membawa suaminya, hingga sampai ditengah hutan dekat kampung mereka. Ia membuat sebuah gubug kecil disitulah Siti Rahmah berdiam bersama suaminya yang sekujur tubuhnya sudah mulai membusuk, bahkan  sampai mengeluarkan belatung.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka setiap hari Siti Rahma pergi kekampung bekerja pada orang kampung , hasil yang didapat digunakan untuk membeli roti. Dalam keadaan yang demikian sulit Ayyub.as tetap beribadah dan taat pada Allah. Iblis amat kecewa melihat ketaatan Ayyub.as ini.  Iblispun menghasut orang kampung agar jangan mau menerima siti Rahma bekerja pada mereka.
Orang kampung mulai mengucilkan siti Rahmah : “Menyingkirlah engkau dari kami, kami kuatir nanti engkau akan menularkan penyakit suamimu pada kami”. Keadaanpun semakin sulit, siti Rahmah mengeluh pada suaminya:” Wahai suamiku, mintalah pertolongan pada Tuhanmu agar Dia menyembuhkan penyakitMu itu, aku sudah tidak tahan dengan gunjingan orang kampung”. Ayyub menjawab:” Bersabarlah jika tiba waktunya tentu Allah akan menolong kita, semua ini adalah ujian dariNya untuk menguji keteguhan Iman kita padaNya” .
Setiap hari Siti Rahmah mendatangi rumah penduduk kampung meminta pekerjaan , namun tidak seorangpuh yang mau menerimanya. Hingga satu ketika dalam keadaan sudah amat terdesak , Siti Rahmah memotong rambutnya dan menjual potongan rambut itu untuk mendapatkan sepotong roti. Ketika Ayyub.as bertanya:”: dari mana kau dapat roti ini?” Siti Rahmah mengatakan bahwa ia telah memotong rambutnya dan menjualnya untuk mendapatkan sepotong roti.  Mendengar itu Nabi Ayyubpun menangis terharu, namun  ia tetap sabar dan berserah diri pada Allah
Demikianlah Ayyub.as tetap bersabar dengan penyakit yang dideritanya, dalam beberapa riwayatkan dikisahkan bahwa seluruh daging ditubuhnya telah mengelupas dipenuhi belatung dan mengeluarkan bau busuk yang menyengat. Tidak seorangpun yang sanggup mendekatinya selain istrinya sendiri. Namun demikian Nabi Ayyub.as tidak pernah mengeluh, ia tetap beribadah dan taat memuji dan mengagungkan nama Allah. Ia tidak pernah mengumpat atau menyesali penyakit yang ditimpakan Allah padaNya. Ia yakin satu ketika Allah akan melenyapkan semua penyakit itu.
Dikisahkan pada satu ketika Iblis datang pada Siti Rahmah menyamar sebagai seorang tabib, ia menawarkan untuk mengobati penyakit suaminya dengan cara menyembelih hewan tanpa menyebut nama Allah, dan meminum khamar.  Siti Rahmahpun pulang menceritakan tawaran Tabib itu pada Nabi Ayyub.as. Mendengar usulan Tabib itu Nabi Ayyub.as marah:” Celaka kamu dia itu Iblis laknatullah” .  Kemudian Nabi Ayyub.as bersumpah bahwa jika dia sembuh nanti dia akan mencambuk istrinya sebanyak seratus kali karena mau menerima tawaran Iblis itu.
Selanjutnya Ayyub  menangis dan bermunajat,
Ya Tuhanku, aku tidak mungkin bisa menentukan dua pilihan kecuali di sana ada ridha-Mu. Aku tidak peduli dengan keinginanku tanpa disertai ridha-Mu. Aku sama sekali tidak merasa kenyang ketika makan karena takut aku lupa pada orang yang lapar. Maka dosa apa yang aku lakukan sehingga Engkau menyiksaku seperti ini.” Kemudian Allah mewahyukan pada Ayyub, ‘Wahai Ayyub! Apakah kesabaranmu atas cobaan ini berkat pertolongan-Ku atau keinginanmu,” lalu turun lagi wahyu padanya, ‘Wahai Ayyub! Seandainya aku jadikan setiap helai rambut yang ada di tubuhmu itu kesabaran, maka kamu tidak akan kuat merasakan sebagian kepedihan yang menggejala di jasadmu.”
Kemudian Nabi Ayyub berdoa sebagaimana disebutkan dala surat Al Anbiya 83 dan 84:
anbiya 83
83. dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua Penyayang”.
anbiya 84
84. Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.                      (QS Al Anbiya’ 83-84

Allah mendengar keluhan dan Doa Nabi Ayyub.as yang telah tetap bersabar   menjalani penderitaan penyakit yang didatangkan Iblis dan balatentaranya selama 18 tahun, sebagaimana disebutkan dalam surat Shad ayat 41-42:
Shaad 41-42
41. Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhan-nya: “Sesungguhnya aku diganggu syaitan dengan kepayahan dan siksaan.” 42. (Allah berfirman): “Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum (Shad 41-42)
Allah memerintahkan Ayyub.as untuk menghantamkan kakinya ketanah, seketika itu juga memancarlah mata air yang deras dan  jernih dari tanah tersebut. Mata air tersebut memancar dengan deras hingga membentuk sebuah kolam yang jernih dan sejuk airnya . Nabi Ayyub.as mandi didalam kolam yang jernih itu, dalam sekejap seluruh penyakit ditubuhnya lenyap dan musnah.  Kini ia telah menjelma mejadi pemuda yang gagah dan tampan.
Ketika terjadi peristiwa itu istri Nabi Ayyub.as sedang pergi kekampung untuk mencari makanan bagi suaminya. Ketika kembali ketempat suaminya ia terkejut tidak menemukan suaminya. Dengan hati cemas ia berjalan kesana kemari mencari suaminya. Ia kuatir suaminya dimakan srigala yang buas. Ia terus berlari kesana kemari hingga  berjumpa dengan seorang pemuda yang sedang duduk ditepi kolam yang jernih airnya. Ia bertanya:”Hai pemuda apakah engkau melihat suamiku yang seluruh tubuhnya dipenuhi penyakit dan berbau busuk?” . Pemuda itu hanya berdiri memandanginya dan berkata :” Apakah engkau tidak mengenali aku lagi?”. Siti Rahmah heran:” Siapakah tuan , saya belum pernah melihat tuan sebelumnya”. Ayyub.as menjawab:” Akulah Ayyub, Tuhanku telah mengangkat semua penyakit dari diriku” Siti Rahmah berseru heran:” Betulkah engkau Ayyub suamiku?”.  “ Ya Allah telah mengangkat penyakit yang didatangkan syetan kepadaku, Dia amat mengasihi hamba hambanya yang sabar dan berserah diri padaNya”.
 Demikianlah akhirnya Nabi Ayyub.as kembali kekampungnya dan diterima oleh warga kampung dengan baik. Kemudian Allah mengembalikan semua harta dan anak anaknya pada Nabi Ayyub sebagainman disebutkan dalam surat Al Anbiya ayat 84 diatas.
Namun demikian masih ada persoalan yang mengganjal fikiran Nabi Ayyub.as, ketika sakit dahulu ia pernah bersumpah utuk memukul istrinya sebanyak 100 kali jika sudah sembuh nanti . Hatinya merasa berat untuk melaksanakan sumpah itu mengingat pengorbanan istrinya yang sudah cukup banyak  dan sabar melayaninya selama sakit.  Allah mengetahui kegalauan hati Nabi Ayyub.as kemudian Allah  menurunkan wahyu agar ia mengambil seikat rumput yang berjumlah 100 lembar, kemudian memerintahkannya untuk memukulkannya pada istrinya, sebagai pelaksanaan dari sumpah itu sebagaimana disebutkan dalam surat Asshad 44:
44. Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan-nya) (Shad 41)
Dengan demikian Allah telah memberi jalan pada Nabi Ayyub.as agar dapat melaksanakan sumpah nya tanpa harus menyakiti istrinya.
 Catatan:
Dari Kisah Nabi Ayyub diatas kita bisa mengambil beberapa pelajaran”
  1. Bahwa syetan dan golongan Jin bisa mendatangkan berbagai penyakit pada manusia dengan izin dan kehendak Alah seperti yang mereka  lakukan terhadap Nabi Ayyub.
  2. Penyakit yang datang pada seseorang dengan izin dan kehendak Allah merupakan ujian dan cobaan  bagi keimanan dan ketakwaan seseorang
  3. Sabar dan tetap istiqomah ketika menderita suatu penyakit adalah perbuatan utama, jika tiba waktunya Allah akan mengangkat semua penyakit itru dengan cara yang menakjubkan dan sulit dicerna akal.
  4. Agar berhati hati dengan sumpah, karena sumpah itu wajib dilaksanakan. Bagi yang terlanjur bersumpah sedangkan dia sulit melaksanakan sumpah itu agar dia membayar kafarat sumpah itu dengan mengikuti petunjuk pada surat Al maidah ayat 89
89. Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, maka kaffarat (melanggar) sumpah itu, ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak. Barang siapa tidak sanggup melakukan yang demikian, maka kaffaratnya puasa selama tiga hari. Yang demikian itu adalah kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar). Dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur (kepada-Nya). (Al maidah 89)
  1. Berbagai penyakit yang didatangkan syetan seperti sihir, teluh dan santet tidak akan memberi mudarat pada seseorang tanpa izin dan kehendak Allah. Karena itu Allah memerintakan kita untuk berlindung selalu dari kejahatan sekalian mahluknya dengan banyak membaca surat Al Falaq, Al Baqarah 286, dan mendirikan shalat dengan benar dan khusuk.
 
Copyright © 2010 RUMAH SAKIT PENDERITA SANTET (RSPS)
Design by FBTemplates | BTT